Pages - Menu

Selasa, 10 Februari 2015

Ini Baru yang Namanya Real Adventure!




Hello hai, udah lama ga nulis di blog ini. Kali ini aku mau share tentang perjalananku bersama teman-teman ke sebuah "Negeri di Atas Awan". Yup, Orang-orang sekitar memberi julukan "Negeri di Atas Awan" karena pemandangan yang kita dapat nanti memang benar-benar berada di atas awan. Obyek wisata ini juga sering dikenal dengan sebutan B29 atau Bukit 2900 mdpl. Bukit ini berada tepat di depan penanjakan Gn. Bromo. Dari bukit ini kita bisa dapet banyak view keren, Kita bisa liat banyak gunung yang mengelilingi Jawa Tmur. Wisata ini belum lama dibuka, kalo ga salah baru dibuka dibulan-bulan awal tahun 2014.



Ini kali kedua aku datang kesini, sebelumnya aku kesini bersama teman-teman dari komunitas Gamananta bulan Mei 2014, untuk cerita perjalanannya bisa cek di Alasan Pergi ke B29 dan sekarang aku bersama teman-teman gila dari jurusan terkece sedunia :3. Maaf alay.


Oke, trip kali ini adalah ajakan dari Caca. Dia sangat antusias mengajak kami (ilyas, kurnia, alif, faisal, termasuk aku) untuk pergi berkelana ke B29. Ada beberapa jalur untuk menuju ke B29, yang aku tahu sih bisa lewat Lumajang, Tumpang dan Pasuruan. Sebelumnya aku ke B29 lewat jalur Lumajang yang waktu perjalanannya ditempuh sekitar 6 jam dari Malang. Nah, kali ini Caca mengajak kita untuk lewat jalur Tumpang, dengan alasan jarak dan waktu yang ditempuh lebih singkat dibanding lewat jalur Lumajang, yaitu hanya 4 jam perjalanan dari Malang. Mulailah Caca berburu informasi mengenai jalur yang akan kita tempuh ini, sesekali ia bergumam kepada kami "kita bakalan advanture rek, ini bener-bener advanture" yah kurang lebih seperti itulah yang dikatakan oleh Caca. Diawal perjanjian sih kita akan berangkat jam 5 sore, tapi terhambat dengan "he aku masih presentasi nih", "ah laper makan dulu yuk", "eh tunggu ya mau ketemu seseorang dulu" dan kawanannya. Alhasil kita berangkat jam 7 malem dari kontrakan Alif.

Padang Bulan di depan kontrakan Alif by Cahya Wahyu P.

Dengan doa dan pikiran positif kita memulai perjalanan menuju B29 melalui jalur Tumpang yang dipimpin oleh Caca dan Kurnia. Dari Jl. Soekarno Hatta kita menuju ke Blimbing. Kalo udah di Blimbing tinggal lurus aja ngikutin jalan aspal, kalo ragu ya baca petunjuk jalan dan jangan segan untuk bertanya penduduk sekitar biar ga nyasar. Singkat cerita, kita udah masuk daerah Tumpang nih. Nah, ada tips dari kita kalo memang mau lewat Tumpang pas malem-malem. Untuk ke B29 kita akan melewati loket dari TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) karena memang yang kita lewati ini adalah jalur menuju Gn. Bromo dan Gn. Semeru. Biasanya para petugas tetap berjaga di malam hari dan akan menyegat pengendara motor yang lewat lalu memberinya tiket masuk dengan biaya kurang lebih 35 ribu per motor (cmiiw yah hehe). Nah, bagi kalian yang mau perjalanan hemat kalo pas ngelewatin loket TNBTS tinggal bunyikan klakson 2x sambil menyapa atau angkat tangan kalian ke atas kepala biar dikira warga sekitar. Hehe, tapi gapapa lah bayar tiket. Toh juga buat perbaikan wisata yang ada di TNBTS juga kan :).

Setelah melewati loket, ga jauh dari itu kita akan menemui loket dengan portal lagi di persimpangan jalan ke Gn. bromo atau ke desa Ranu Pane. Kita lurus aja, jangan belok ke Gn. Bromonya. Lalu lurus aja sampe nemu pertigaan lagi di jalur agak berkelok ke kanan, pertigaannya ga seberapa kelihatan, karena belokan sebelah kiri tertutup semak-semak. Jadi setelah melewati portal lebih baik kurangi kecepatan agar tidak bablas ke desa Ranu Pane. Nah, untuk menuju B29 kita belok kiri menembus semak-semak tersebut. Itu adalah jalur yang digunakan penduduk sekitar untuk mencari kayu, jadi jalurnya hanya bisa dilalui oleh satu sepeda motor saja.

Sangat tidak beruntung malam itu, kondisi jalan tidak sesuai dengan ekspetasi kita di awal, jalurnya berpasir seperti lautan pasir di Gn. Bromo sehingga menghambat laju sepeda kami. Dan menyebalkannya lagi, motor milik Kurnia yang dikendarai oleh Faisal bannya bocor -_-. Akhirnya para lelaki bergantian mendorong sepeda yang bocor itu dan kami para wanita berjalan menyusuri jalur. Super duper extreme jalur yang kami lalui. Berpasir dan ban bocor. 30 menit pertama masih semangat dorong dan jalan nih, satu jam dua jam kemudian mulailah omelan-omelan bermunculan. "ini mana B29 nya", "Ca, kapan kita nyampenya", "aduh, laper lagi nih", "He, gantian dong dorongnya", bla bla bla. Yah, perjalanan ini akan memakan waktu 4 jam jika jalur dan sepeda motor berada dalam kondisi yang sehat walafiat. Yah, ini tak lagi menjadi advanture, lebih dari itu ini adalah "Advancur". Saking capeknya, kita berjalan menyusuri jalur tersebut sambil merem-merem deh.
Jalur B29 lewat Tumpang

Pengendaranya kecapean di Jalur B29, Tumpang
Setelah melampaui medan yang begitu awesome tersebut, akhirnya kita sampai di B29 kurang lebih pukul 2 dini hari. Langsung aja kita parkirin motor terus naik ke camp area di atas parkiran. Pasang tenda, seduh kopi, dan tidur deh. Yang lain pada tidur, tapi aku dan Ilyas ga bisa tidur hingga akhirnya kami berburu light art sambil nungguin sun rise deh. Ini beberapa karya kami :3.

Light Art by Ilyashrn

Ceritanya mau nulis "Ilyas Habiburrahman" tapi ga cukup xD
EMSI JAYA!!
Ga lama kemudian, kami merasakan kehangatan dari pancaran sinar matahari. Ya ya ya, matahari mulai terbit! aku pun berlarian menuju tenda dan membangunkan merekan yang masih terlelap oleh mimpi. Dan ini beberapa hasil jepretan kami di pagi hari :3


Sunrise B29

Sunrise B29

Sunrise B29

Sunrise B29
Sunrise B29
Negeri di Atas Awan




Jalan naik menuju camp area






Disela sela kami menikmati alam, kami bertemu dengan kakak tingkat kami di Fakultas yang ternyata rumahnya di Lumajang. Jadi setelah dari B29 kami dipersilahkan pulang bersama dan mampir dirumahnya. Namun sebelumnya kami kebingungan mencari tukang tambal ban untuk sepeda yang bocor semalam. Untunglah ada seorang ojek yang menjemput penumpangnya diatas B29, kami meminta tolong padanya untuk memanggil tukang tambal ban ke atas bukit. Untunglah, perjuangan bapak ojek tersebut berhasil, kami dibawakan seorang tukang tambal ban. Tarif yang diberikan untuk tambal ban di puncak menurut kami tidak mahal, beliau memberikan tarif 50 ribu sudah termasuk ganti ban dalam juga. Oke, setelah nambal ban dan beres beres tenda langsung deh kita berangkat turun lewat Lumajang sekitar pukul 9 pagi. Yah, tentu saja dengan medan yang berpasir dan berdebu pula. Dan Alhasil seperti inilah kondisi kami ketika turun ke perkampungan penduduk. Jika menggunakan ojek tarifnya sekitar 60-100 ribu per orang. Jangan lupa gunakan masker yah :)

Medan yang berdebu



Dan berikut adalah gapura menuju B29 jika kita melalui jalur Lumajang. Jika kalian sudah menemukan gapura ini, berarti perjalanan kalian sudah dekat dengan puncak B29.

Gapura Desa Argosari


Oleh-oleh B29
Sekian dulu nih ceritanya, hehe. Semoga info-info yang ada bisa bermanfaat buat kalian. Babay, sampai jumpa di advancur berikutnya :3



5 komentar:

  1. Hmmm... kalau saya sih memilih lewat Lumajang atau Probolinggo aja deh, bisa kok jarak tempuhnya sama :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha iyo mas
      kemaren itu kan kita lagi advancur :D

      Hapus
    2. SALAM LESATARI #GAMANANTA :D

      Hapus
  2. salam kenal mbak...saya sutadi darti lombok ..saya rencana mau lewat jalur yang ini mbak ..kayaknya keren saya mau sepedaan dari surabaya sampai lombok

    BalasHapus